Stop Kekerasan Pada Anak

by - March 26, 2018




Mungkin di post kali ini saya isinya cuma marah dan ketus doank, gimana nggak ya mak, saya baca berita tentang peristiwa balita yang dianiaya ibu kandungnya sendiri sampai meninggal. Iya baby Calista namanya, balita umur lebih kurang 15 bulan yang meninggal karena disiksa ibu kandungnya, kebetulan usia anak saya ga jauh beda sama Calista hanya 3 bulan lebih muda anak saya, jadi saya tau bener gimana kondisi itu anak, yang istilahnya ngomong aja pasti belum bisa dan masih butuh kasih sayang dari orang lain terutama ibu kandungnya sendiri.
Saya tau, banyak kasus yang seperti ini terjadi, dan saya setiap denger yang jadi korban adalah bayi, saya sangat marah dan kecewa, apalagi yang melakukannya adalah orang terdekat korban. Yang lebih bikin saya nggak habis fikir adalah kebanyakan kasus ibu menganiya anaknya sendiri adalah karena masalah finansial dan merasa kecewa sama suami.
Kalo saya perhatikan, salah satu penyebabnya itu karena baby blues atau semacamnya yang dialami si ibu dan ngga mendapat penanganan yang tepat dari orang terdekat. Saya juga waktu awal lahiran mengalami yang namanya baby blues tapi Alhamdulillahnya masih di tahap yang saya masih bisa berfikir secara rasional. Dan baby blues saya ga cuma ketika setelah lahiran, karena ketika cuti lahiran saya abis dan mulai masuk kerja, saya lebih parah lagi baby bluesnya, pokoknya sedetik pun ga mau pisah sama bayi saya. pokoknya kalo kata orang yang fikirannya rasional, ya elah lebay deh gitu doank pake drama, tapi itu ga berlaku bagi saya yang harus ninggalin anak untuk kerja ditambah beban pikiran di tempat kerja, dan harus pumping yang mana membutuhkan fikiran yang tenang. Kok saya jadi curcol 😌
Tapi hal ini bikin saya jadi berfikir sebenernya kita butuh layanan konsultasi untuk ibu pasca melahirkan atau layanan konsultasi secara umum yang tersedia di sarana kesehatan terdekat kayak puskesmas. Jadi ketika saya merasa ada something wrong di fikiran saya, maka bisa langsung ke Puskesmas dan konsultasi tanpa perlu memikirkan biaya yang mahal. 
Balik lagi ke kasus dede Calista, berdasarkan artikel yang saya baca juga, si ibu ini tinggal dengan pasangannya yang mana bukan suaminya. Dan ketika si ibu dan pacarnya berantem, yang kena pukul si dede Calista lagi. Ya Allah, saya bener-bener ga bisa ngebayangin penderitaan yang di rasain dede Calista. 
Anak itu bukan sebagai pelampiasan dari kekesalan kita sebagai ibu, saya pribadi sangat menghindari yang namanya ngebentak anak saya atau ngomong dengan nada tinggi, karena nantinya sianak akan trauma. Karena saya sendiri melihat perbandingan gimana perkembangan anak yang umurnya sama akan tetapi dididik dengan gaya yang berbeda dari dua keluarga, dan itu terjadi dilingkungan keluarga besar saya. 
Dan ketika saya sedang ngomong atau kasih pengertian ke anak saya, sebisa mungkin saya mengindari omogan tentang finansial atau uang. Pokoknya saya anti banget bilang "Bunda kerja dulu ya untuk cari uang beli popok dede", karena menurut saya bukan urusan sikecil harus mengerti konsep itu, tugas mereka cuma main, makan, tidur, poo, pee, nangis and repeat. Palingan saya cuma bilang ' Bunda kerja dulu ya, Uta jadi anak baik ya, ntar pas Uta makan sore bunda pulang', saya tau anak saya masih terlalu kecil untuk mengerti dan ngomong pun belum bisa, tapi bagi saya lebih baik saya biasain dari sekarang kasih pengertian seperti ini dibandingkan nanti ketika dia udah sedikit lebih besar dan pikirannya mulai kritis. Wah saya musti nyari-nyari alesan lain nih untuk persiapan.
Intinya, anak itu adalah titipan dari Allah dan tugas kita cuma melindungi, mengasihi, dan membimbing anak itu agar menjadi pribadi yang baik dan taat agama. Mereka ga menuntut kita jadi orang tua yang sempurna karena bagi mereka kita-orang tua adalah kesempurnaan, jangan sampai nilai sempurna dimata mereka berubah menjadi ancaman yang bisa menyakiti fisik dan mental mereka. Dan kita sebagai orang tua, jangan pernah menuntut kesempurnaan dari anak kita dengan cara memaksakan kehendak kita untuk menjadi sempurna versi kita karena mereka indah dengan cara mereka.




You May Also Like

0 komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...